• Arsip

  • Kategori

Penyakit Hati

Setiap orang pasti mendambakan ketenangan batin. Dan mencapai ketenangan batin bukanlah sesuatu yang mustahil. Allah SWT mengajarkan pada kita langkah nyata mendapatkan ketenangan hati, yaitu dengan zikir, “ Ingatlah, dengan zikir mengingat Allah, hati akan tentram “ . Sejauhmana kita sungguh-sungguh ingin hidup dalam ketentraman hati maka akan sangat terlihat dari beberapa banyak waktu kita gunakan untuk mengingat Allah. 

Ada suatu penyakit yang menyerang tubuh bagian dalam terpatnya hati adalah penyakit DENGKI, penyakit ini mampu menghancurkan hidup seseorang dan menyerang siapapun tanpa pandang bulu. Bahkan bangsa dan negara tidak bisa berkutik jika para pemimpin digerogoti penyakit ini. 

Kedengkian adalah perasaan seseorang yang mengharapkan lenyapnya nikmat dari orang yang didengki, sebagaimana firman Allah dalam Surat An-Nisaa’ : ayat 32 dengan arti “ Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain “. Kedengkian seseorang akan memakan kebaikan yang telah ia kerjakan sebagaimana api membakar kayu sampai menjadi abu. Dengki terhadap seseorang jika hanya selintas dan masih dalam batas kewajaran itu manusiawi dan merupakan motivasi bagi kita untuk berbuat lebih baik. 

Jiwa manusia terdiri dari unsur positif dan negatif, unsur negatif jika dipelihara dan dimanjakan akan sangat potensial menimbulkan masalah serius, lain halnya jika unsur positif yang lebih diutamakan maka beragam penyakit hati tidak akan mampu mengoyaknya. Sebetulnya penyakit dengki ini mudah dideteksi, cirinya sangat sederhana yaitu :
  Adanya perasaan senang dalam diri kita melihat penderitaan orang lain. 
  Perasaan sedih saat orang lain lebih sukses  Disamping itu sifat dengki juga dapat diukur :
 Dengan merenungkan seberapa banyak kebahagiaan yang kita dapat saat melihat orang lain susah
 Berapa banyak pula penderitaan kita rasakan saat melihat orang lain senang.     

Orang yang ambisius berpotensi untuk jadi pendengki dan otak pendengki akan terus berputar memikirkan cara-cara yang tepat untuk memperburuk citra orang lain apakah melalui telpon gelap, melalui pesan singkat dengan identitas palsu, kasak kusuk mempergunakan kekuatan yang ada disekelilingnya dan tidak kalah penting cuci tangan atas perbuatan tercela yang telah diperbuat pada masa lalu ). Dengki itu timbul karena ujub ( bangga diri ), merasa dirinya paling hebat dan tidak mau ada saingan, disamping itu ia selalu merendahkan orang lain baik dalam bertutur kata  maupun dalam tindakan. Penyakit dengki ini tidak akan hilang kecuali jika kita berusaha mencari obat untuk kesembuhannya  yaitu : 


1. Ilmu, ilmu yang dimaksud adalah ilmu tentang keyakinan. Kita harus yakin bahwa hanya Allah yang mampu mengatur pembagian rezeki pada hamba-Nya, Allah membagikan apapun sesuai dengan keinginan-Nya, sebab Dialah yang telah menciptakan seluruh alam dan isinya. Kedengkian kita kepada seseorang tak akan mengubah ketentuan Allah pada hamba-hambaNya. 
2. Kita belajar untuk mengakui bahwa orang lain lebih sukses dan lebih baik dari kita. Sering-seringlah hati kita dilatih untuk meringankan kedengkian dengan memberi pujian pada orang lain yang didasari oleh niat ikhlas. Setelah itu tempatkanlah diri kita untuk menjadi bagian dari kesuksesan orang lain dan iringilah hal itu dengan doa. 

Ingatlah, kita hanya sekedar mampir sebentar di dunia ini, oleh karena itu janganlah kita terpesona dengan kenikmatan dunia yang hanya sesaat, hidup kita hanya sekali maka hiduplah secara berarti.

Jangan Takut Hadapi Hidup

Begitu banyak contoh peristiwa yang menakjubkan terjadi ditengah kehidupan negeri kita ini, semenjak dari Ujung Pulau Sumatera sampai ke Daratan Papua. Betapa besar perlindungan dan pertolongan Allah kepada umat-Nya, karena sampai saat ini kita masih diberi kesempatan untuk hidup. Siapakah yang mampu menjaga dan melindungi anak manusia kalau bukan Allah SWT. Oleh karena itu sebelum kedua mata ini terlelap menuju pembaringan, kita dianjurkan berdoa. 

“Ya Allah, kuserahkan diri ini kepada-Mu, kuletakkan semua urusanku kepada-Mu, kuhadapkan wajah kepada-Mu dan kusandarkan punggungku kepada-Mu, kesemuanya penuh rasa harap dan cemas kepada-Mu. Tiada tempat berlindung dan (meminta) keselamatn kecuali hanya kepada-Mu “. 

Jika kamu mampu menjaga dan menunaikan hak-hak Allah, niscaya Allah juga akan menjaga dan memelihara kamu untuk selama-lamanya. Rutinitas Yang Dapat Menjaga Diri Seseorang. 

1.      Wudhu.

Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW, “Wudhu merupakan senjata orang yang beriman“. Ketika seseorang membasahi anggota tubuhnya dengan air wudhu, maka dengan izin Allah, Dia akan menjaganya dari rasa ragu dan waswas, dari bisikan hawa nafsu, dari roh-roh halus yang mungkin akan mengganggunya, dari sifat dengki dan hasad ( iri hati ) serta dari berbagai bencana yang mungkin menimpanya. 

2.      Wirid dan Dzikir.     

Beberapa contoh wirid dan dzikir yang bisa kita amalkan, semoga Allah berkenan membantu kita untuk senantiasa mengingat dan melantunkannya baik di waktu pagi, petang maupun  ketika hendak pergi kepembaringan, yakni :           

a.  Ayat Kursi.           
Tidak diragukan lagi bahwa Ayat Kursi benar-benar mengandung beberapa hal yang sangat menakjubkan di kalangan abid (orang yang ahli ibadah). Selain itu ia pun memiliki kedudukan yang sangat luar biasa di kalangan ahli tauhid. Oleh karena itu apabila seseorang membaca ayat ini sebagai bagian dari rutinitas dzikirnya, niscaya ia akan selalu berada di bawah naungan penjagaan dan perlindungan Allah SWT.
      

b.  Penutup Surah Al-Baqarah.           
Yang dimaksud dengan penutup Surah Al-Baqarah adalah tiga ayat terakhir di penghujung Surah Al-Baqarah.      

c.  Al-Mu’awwadzat ( Surah-surah Penjagaan ).           
Rasulullah SAW pernah berkata kepada salah seorang sahabatnya, “ ( bacalah ) Qul huwallahu ahad, qul a’udzu birabbil falaq dan qul a’udzu birabbinnas “, ketika engkau berada di pagi dan sore hari sebanyak tiga kali, niscaya ia akan dapat menjaga dirimu dari segala bahaya.
      

d.  “ La ilaha illallah wahdahula syarikalahu lahu mulku walahu hamdu yuhyi wayumitu wahuwa a’la kulli syaii’n qadir “.

Wirid ini dibaca sebanyak seratus kali di waktu pagi dan seratus kali di waktu petang, barang siapa yang mengamalkannya Insya Allah ia akan mendapatkan empat macam kebaikan sebagimana yang pernah dijanjikan Allah. Janji yang tidak akan pernah diingkari sebagaimana yang tertera di dalam salah satu hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari.
– Akan ditulis baginya seratus kebaikan dan diampuni darinya seratus kesalahan.
– Ia akan mendapatkan pahala yang setara dengan sepuluh orang budak yang dimerdekakan. 
– Akan mendapatkan perlindungan dari godaan syetan pada hari itu hingga menjelang sore. 
– Tidak seorangpun di hari kiamat kelak yang mampu menyamai apa yang telah ia lakukan kecuali mereka yang mengamalkan seperti apa yang ia amalkan ataupun melebihi di atasnya “.
 

e.       Membaca A-Qur’an.
Di antara pelindung diri yang paling baik adalah Al-Qur’an. La ilaha illallah, bagaimana mungkin manusia bisa menjalani kehidupannya tanpa Al-Qur’an dan bagaimana mungkin ia dapat melanjutkan perjalanan siang dan malam dalam kesehariannya tanpa kehadiran Al-Qur’an. 

f.        Shalat Malam.
Sahalat malam bisa memberikan seseorang rasa bahagia dan lapang dada, jika ia mampu menunaikan dua rakaat di penghujung malam, meskipun hanya beberapa saat sebelum adzan shubuh berkumandang. Ia bangkit di tengan keheningan malam yang begitu tenang, di saat Allah SWT turun kelangit, bumi, sementara orang lain masih larut dalam tidurnya. Tidak ada kata sia-sia, Allah berfirman, “ Adakah hamba-Ku yang berdoa, maka aku akan mengabulkan permohonannya. Adakah hamba-Ku yang meminta, maka aku akan memberinya. Adakah hamba-Ku yang memohon ampunan, maka aku akan mengampuninya “. 

g.       Shalat Sunnah.
Dalam salah satu hadits Qudsi Allah SWT berfirman “ Hamba-Ku akan tidak henti-hentinya mendekatkan dirinya kepada-Ku dengann sesuatu yang sunnah sehingga aku mencintainya. Dan jika aku telah mencintainya, maka Aku akan menjadi pendengaran yang dengannya ia dengar dan penglihatan yang dengannya ia melihat “.

Kita tidak bisa menyangkal bahwa ketenangan, ketentraman, kedamaian dan kesejahteraan dalam mengarungi hidup merupakan dambaan setiap orang. Namun dalam fenomena keseharian acap kali kita menyaksiakan orang yang sejahtera hidupnya, akan tetapi hari-harinya dipenuhi rasa pilu, keluh kesah yang tiada henti. Untuk itu kita jangan terlalu larut dengan keadaan tapi bangkitlah segera serta berbenah diri dan menjadikan kita lebih optimis. Disamping itu kita perlu mencermati setiap kali kejadian yang lalu lalang di hadapan kita, mengambil hikmah di balik semua kejadian dan merenungkan lintasan peristiwa yang akan memberi pencerahan kepada kita di tengah kelalaian manusia.